Puluhan warga desa Sumberingin antusias mengikuti kegiatan pelatihan membuat batik shibori. Pelatihan berlangsung di balai desa Sumberingin tersebut dilaksanakan selama dua hari yaitu tanggal 10 sampai dengan 11 Agustus 2024. Didominasi oleh kaum hawa, pada hari pertama pelatihan langsung melakukan praktik membuat batik dari proses awal hingga akhir. Pengerjaan dipandu langsung oleh narasumber ibu Maria Ulfa Yudha, M.Pd. Kemudian pada hari kedua peserta diajak untuk membuka dan menjemur batik shibori yang sudah jadi.
Ibu Maria Ulfa mengaku senang dengan semangat dan antusias perempuan – perempuan desa Sumberingin. Mau memanfaatkan usia produktif mereka dengan mengembangkan skill dalam hal membuat batik.
“Ibu – ibu rumah tangga juga harus bisa menghasilkan, membantu ekonomi keluarga “, ucap beliau.
Istilah shibori bukanlah hal yang asing ditelinga bagi para pecinta seni batik atau di dunia industri pertekstilan. Berasal dari negara Jepang, shibori berasal dari kata ‘shiboru’ yakni merupakan teknik pewarnaan kain dengan mengandalkan ikatan dan celupan. Motif yang dihasilkan seringkali tak jauh berbeda dengan batik (meskipun dari segi pengerjaan lebih mudah dan sederhana). Tak heran jenis kain ini seringkali disebut dengan ‘batik’ asal Jepang. Dikabarkan, teknik shibori ini telah ada sejak jaman kekaisaran Jepang beberapa ratus tahun lalu. Bahkan jika benar – benar memakai pewarna alami bisa bertahan hingga enam ratus tahun lamanya.
Konsep pembuatannya shibori sama persis dengan teknik tie dye yang mengandalkan teknik ikat dan celup. Dengan cara ini, beberapa kain ‘dilindungi’ agar tidak terkena corak pewarna sehingga pada hasil akhirnya tercipta pola sesuai dengan bagian yang diwarnai dan ‘dilindungi’.Teknik ‘melindungi’ kain shibori ini dilakukan dengan menggunakan teknik seperti melipat, melilit, mengikat kain dan mencelupkannya pada pewarna.
Diharapkan setelah memgikuti pelatihan ini ada tindak lanjut dari para peserta. Selain pengalaman bertambah, syukur kalau mereka mau melakukan pengembangan dengan mememulai usaha kreatif semacam ini. Apalagi batik shibori masih menjadi tren saat ini dengan motif ikatan dan warna-warna yang menarik perhatian bagi para pecinta fashion. Karena cara membuatnya yang tergolong sangat mudah, harga batik pun sangat ramah di kantong. Sehingga dimungkinkan masyarakat menengah kebawah mampu membeli produk batik shibori.